Selasa, 14 Maret 2017

Siapa Kamu?

Gambar: bp.blogspot.com

Karya Intan Nurmaya Sari

Sinar terang yang menyilaukan, sunyi, sepi dalam kegelapan dan ketakutan. Suara ritme jantung terdengar di ruang operasi. Sakit tidak kurasakan saat ini, saat aku terlelap dalam tidurku. Mungkin sekarang aku berada di surga yang indah,semua rasa sakit yang kurasakan telah sirna. Suasana yang berbeda saat aku mendengar suara tangisan wanita yang semakin keras di telingaku. Suara yang semakin dekat, semakin keras, membuatku terbangun dari tidur lelapku. Mataku terbuka walaupun sedikit berat, dan saat itu aku melihat perempuan menangis duduk di sebelahku sambil menggengam tanganku. Perempuan paruhbaya memanggil namaku.Aku sedikit bingung . Aku tak mengenal wanita ini. Sambil menggenggam tanganku wanita itu menjelaskan semua kepadaku secara perlahan.
***
Suara merdu dan semilir angin menemanilangkahku dalam lorong-lorong kelas.

“Hizra!” seseorang memanggilku.

Ya, itu nama yang indah yang diberikan bunda untukku. Aku lahir pada tanggal 26 Oktober 1998. Aku menoleh kebelakang dan yang kulihat laki-laki yang sering disama-samakan denganku. Dia bernama Hariz. Memang benar teman-teman menyamakanku dengannya. Kami mempunyai banyak kesamaan dari nama yang beda tipis, nilai yang sama, hobi yang sama, dan masih banyak lagi. Aku juga sedikit bingung kenapa kami punya banyak kesaman. Hariz yang selalu cerewet yang selalu menanyakan keadaanku, memang akhir-akhir ini dia sedikit berbeda. Dia memberi perhatian khusus untukku dan mulai saat itu ada perasaan yang aneh menghampiriku.
Alunan merdunan indah terdengar di telingaku. Senar gitar yang dipetik selaras dengan jari jemari Hariz. Suaraku mengalun perlahan beriringan dengan suara gitar Hariz. Suara indah yang seketika hilang karena teriakan temanku Fia,

“Ciye, ciye yang lagi berduaan, baru aja ditinggal sebentar ke kantin beli minum udah pada..,” ucapnya terhenti.

“Hus, apaan sih, Fi ? Kami kan cuma duet aja. Siapa yang lagi berduaan?Tuh, lihat ada si Didit di sana!” tepis Hariz.

“Iya, apaan sih, Fi kamu? Kami kan cuma lagi nyanyi buat acara pensi besok,” ucapku memperjelas.

“Iya-iya aku kan cuma bercanda Hiz,” suaranya lirih.

Denting lonceng yang berbunyi membuyarkan obrolan mereka. Langkah sepatu yang semakin jelas terdengar. Ya, suara dari sepatu seorang guru kimia, Pak Ridwan. Guru yang selalu ditakuti di kalangan siswa-siswi di sekolah ini.

“ Selamat pagi semua! Pagi hari ini akan ada pretes. Siapkan waktu 10 menit untuk persiapan!”

Suara yang besar dan sedikit menakutkan menurut mereka. Tapi, tidak denganku. Pak Ridwan adalah seseorang yang sangat cerdas dan bijaksana. Materi yang dia berikan selalu mudah untuk kupahami.

Sunyi sepi dan menegangkan. Ya, itulah suasana yang tergambar saat pelajaran di mulai.
Denting lonceng tanda pelajaran usai terdengar begitu keras, anak-anak pun berhamburan keluar.

“ Aku pulang dulu ya, Hiz, daa!” ucap Fia sambil melambaikan tangannya.

“ Ya Fi, sampai ketemu besok,” sahutku.

Bunyi klakson mobil bunda sudah terdengar jelas. Aku bergegas menghampirinya. Bukan aku anak yang manja tapi bunda selalu khawatir dengan keadaanku setelah aku operasi mata satu minggu yang lalu, karena kedua mataku yang tidak bisa melihat. Terlihat seseorang berdiri dari kejauhan menatap ke arahku dan bunda tapi sepertinya aku mengenalnya, pandangan yang tidak begitu jelas karena kornea mataku yang sebelah kanan rusak.

“ Ayo Bun, kita pulang!” kataku perlahan.

“ Ya, tapi kita ke rumah teman Bunda dulu ya? Mau ngantar barang,” jawab Bunda.
Mesin mobil yang halus dan alunan musik dari radio menemani perjalananku dan Bunda. Pikiranku terpenuhi oleh bayang-bayang Hariz, tanpa kusadari aku telah suka pada Hariz.

“Kok senyum-senyum sendiri ada apa, Dik?” tanya Bunda kepo.

“ E,,eeenggak papa kok, Bun,” tepisku mengelak. Hampir setengah jam di perjalanan, aku memandangi indahnya sudut kota di sore hariyang sangateksotis. Mobilku  terhenti di depan rumah yang indah dengan rumput-rumput hijau yang menyambut.Rumah itu sangat asing bagiku karena belum pernah aku bertandang ke sana.

“Ayo Dik, kita masuk!” kata Bunda sambil melangkah keluar dari mobil. Aku bergegas mengikuti Bunda.

Bunda memencet bel,“Ting tung,, Assalamualaikum,,.”

“Waalaikumsallam”, jawab seorang laki-laki yang muncul dibalik pintu rumah itu. Ia tidak asing lagi bagiku Wajah bunda berubah seketika. Raut wajahnya yang terlihat sedih membuat tanda tanya besar dalam diriku.

“Silahkan masuk Tante! Ma ini ada tamu!” sambil dia melangkah menuju ruang tamu.

“Mbak, gimana kabarnya? Oh, ini Hizra ya? Wah, sudah besar sekarang,” kata perempuan itu sambil berjabat tangan dengan bundaku. Mereka terlihat seperti sudah lama saling mengenal. Mereka berbincang-bincang cukup lama dan aku masih kaget dan tidak menyangka dengan semua kejadian ini.

“Hizra, kamu teman sekelasnya Hariz, ya?”

“ Iya, Tante, saya teman sekelas Hariz,” jawabku dengan wajah yang masih sedikit linglung.
Waktu yang sudah mulai gelap membuat bundaku berpamitan untuk pulang.

”Kalo begitu saya pamit pulang dulu ya, Mbak?”

“Oh, iya, hati-hati ya?”jawabnya sambil melambaikan tangannya. Suasana yang sepi terlihat begitu jelas dirumah ini karena hanya ada dua orang penghuni.

“ Hariz, kamu udah tidur,  Nak?” suara itu, suara itu ingin ku  dengar dari bundaku. Ya, bunda yang telah melahirkan aku. Tetapi, kenapa keadilan tidak berpihak kepadaku? Kenapa ya,Allah? Kenapa harus aku yang mendapatkan cobaan ini? Kenapa dunia ini begitu kejam?

“ Hhhhhhhaaaaaaa!” teriakan  terdengaar begitu keras dari dalam kamar Hariz,

“ Hariz, kamu...” suaranya terhenti ketika dia melihat Hariz menangis dan terlihat sangat kacau

“ Istighfar,  Nak, istighfar!” dia ikut menangis. Dia memang sangat menyayangi Hariz walaupun dia bukan mama kadung Hariz. Dia sebenarnya cuma anak angkat.

“Ma kenapa?Kenapa aku harus menjauh dari Bundaku? Kenapa aku harus berpisah dengannya Ma, kenapa? Apa bunda membenciku? Kenapa aku harus dibedakan?”

“ Bunda tidak membencimu, malah dia sangat menyayangimu. Sekarang Mama tanya, apa kamu sangat menyayangi adikmu?”

“Ya aku menyayanginya lebih dari aku menyayangi diriku sendiri,” sangat jelas memang Hariz menyayangi kembarannya sampai-sampai dia rela mengorbankan kornea mata sebelah kirinya untuk adiknya itu.

“Bundamu menyayangi kalian dan dia tidak ingin kehilangan satupun dari kalian. Maka dari itu, bundamu menitipkanmu padaku, karena dia tidak ingin melihat salah satu dari kalian terluka.”.Suasana sudah sedikit mereda, Hariz pun terlelap dalam mimpinya.


Sinar mentari yang hangatmenembus jendela kamar Hariz. Dia terbangun dengan wajah yang sedikit kusut karena kejadian semalam. Dia sangat ingin memeluk bundanya. Jangankan memeluk, berjabat tangan dengan bundanya saja dia tidak kuasa. Hari ini, hari yang sangat dinantikan Hariz. Ya, hari ini dia harus duet dengan saudara kembarnya. Dengan langkah yang terburu-buru Hariz bergegas berangkat ke sekolah. Langkahnya terhenti di sebuah lorong kelas. Dia melihat dua orang wanita yang dia sayangi.


“Bunda, aku ingin memeluk Bunda. Aku ingin diantar jemput seperti Hizra,Bunda,” suaranya lirih karena dia tidak ingin Hizra tahu tentang hal ini. Hariz yang tidak kuasa melihat semua itu melangkah pergi menuju aula untuk mempersiapkan diri.

“ Hariz, apa kamu tidak apa-apa? Kamu terlihat sangat kusut hari ini,” kata Hizra saat ia akan naik ke panggung bersama Hariz. Alunan musik yang merdu terdengar begitu indah saat si kembar tampil bersama. Semua penonton menangis mendengar duet mereka. Apalagi orang yang mendapatkan lagu ini, air mata yang terus mengalir dari mata seorang ibu yang mendengar lagu “BUNDA” karya Melly Gowslow. Harizpun hanyut dalam lagu itu. Air mata yang akan jatuh dari matanya harus ia tahan sampai pertunjukkan itu selesai.
Suara tepuk tangan sangat gemuruh di dalam aula itu.“ Wow, pertunjukan kalian sangat indah! Sampai-sampai membuat air mata penonton bercucuran,”

“Terimakasih, tapi kamu berlebihan,Fi. Karena hari ini aku sangat senang, aku akan membelikanmu minum, Fi,” mereka berdua pergi tanpa mengajak Hariz.Ya, mereka memang tahu kalau Hariz tidak bisa makan makanan di kantin. Suara anak-anak ricuh mondar-mandir naik turun dari tangga karena hari ini jam kosong. Hariz yang duduk di balkon dekat tangga menatap Hizra yang berbincang dengan Fia.

“Mata itu, itu milikku aku bisa merasakannya,” tatapannya buyar karena Hizra menyadari bahwa Hariz tengah memperhatikannya,

“Sebentar ya, Fi, aku tinggal dulu.”Ucapku sambil  melangkahmendekatiHariz dengan tatapan yang penuh tanda-tanya.

“Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu memperhatikanku? Kenapa kamu begitu peduli denganku ? Kenapa? Siapa kamu sebenarnya?Kamu, ada ikatan apa diantara kita?” tanyaku pada Hariz dengan sedikit tercekat.

Dengan wajah yang cukup meyakinkan Hariz mulai menjawab,

“Mungkin kita... jodoh,” jawaban yang terdengar lucu.Hariz bergegas pergi.Air mata yang telah lama dia tahan tak sanggup dia bendung lagi. Sejujurnya Hariz sudah tidak sanggup menyembunyikan ini semua. Tapi, kembali lagi dia tidak ingin menyakiti adiknya. Tanpa dia sadari dia sangat tersiksa dalam kenyataan yang menyakitkan ini.
Bunda yang berdiri di kejauhan, diam-diam memperhatikan Hariz. Tapi, semua itu berakhir saat aku datang.“Ayo Bun!” aku bergegas masuk kedalam mobil.

Air mata seketika membasahi pipi Hariz. Dia tidak sanggup melihat semua ini, melihat kebahagiaan Hizra dengan bundanya. Dia hanya bisa terdiam dan bercerita dengan sahabatnya, Didit. Didit yang selalu mengerti perasaannya. Derita yang dialaminya dia sampaikan kepada sahabatnya itu.

“Apa kamu ada masalah lagi,Riz?” tanya Didit pada sore itu.

“ Ya, aku sudah muak dengan kehidupan ini. Ini tidak adil! Kenapa harus aku? Kenapa?” Sahabatnya hanya terdiam dan hanyut dalam kesedihan Hariz.
Waktu bergulir begitu cepat. Satu bulan Hariz melewati semua kepedihan ini. Dia berusaha untuk tetap sabar dan kuat untuk menjalani kehidupan ini. Terik matahari yang sangat menyengat membuat siswa-siswi di lapangan gelisah. Dibarisan belakang aku berdiri.

“Begitu pucat. Sepertinya dia sakit,”gumam Hariz.

Tidak ada 10 menit setelah Hariz memperhatikanHizra,adiknyaitu tumbang. Hariz bergegas lari dan membawa adiknya ke UKS. Hizra yang tidak sadarkan diri sampai akhirnya harus dibawa ke rumah sakit. Disana Hariz panik, apa yang harus dia perbuat? Dokterpun keluar dari ruang UGD.

“Bagaimana keadaan adik saya, Dok?” sambil dokter memegang bahu Hariz dia berkata,

“ Adikmu sekarang belum siuman, dia terkena gagal ginjal dan harus segera di operasi.” Hariz kaget dan shok mendengar ucapan dokter tadi. Seorang perempuan dengan panik lari menghampiri sang dokter.

“Bagaimana keadaan anak saya, Dok?”

“Anak ibu mengalami gagal ginjal dan harus segera mendapatkan donor ginjal,” perempuan itupun menangis. Air matanya seketika jatuh membasahi pipinya.

“Ambil saja ginjal saya, Dok,” ucap perempuan itu.

“Baiklah, tapi kita tes dulu apa ginjal ibu cocok dengan anak Ibu,” dokter dan perempuan itu pergi untuk melakukan tes kecocokan ginjal.

Satu jam berlalu. Hariz masih menunggu hasil tes bundanya. Wajah yang cemas juga terlihat begitu jelas di wajah perempuan paruhbaya itu.

“Bagaimana tesnya, Bunda?”  ucapan itu muncul pertama kali dari bibir Hariz. ‘Bunda’ pertama kali dia memanggil wanita itu dengan sebutan bunda.Air mata wanita itupun semakin deras bagaikan air hujan yang tumpah dari langit.

“ Hariz anakku, maafkan bunda, maafkan bunda, Nak,” air mata yang semakin deras sampai suara wanita itu tidak dapat terdengar.

“Bunda yang bodoh telah memisahkan kalian. Bunda yang bodoh karena ketakutan, dan hal ini yang membuat bunda lebih bodoh. Bunda tidak bisa menyelamatkan adikmu.”

“Apa maksud Bunda? Apa yang Bunda katakan?” Hariz tak mampu menahan air matanya saat melihat ibunya yang terkulai lemas dilantai.

“Ginjal Bunda, ginjal ini tidak cocok dengan Hizra,” jawab ibunya sedih.

Hariz tersentak,“Biar aku saja yang mendonorkan ginjalku ini,  Bun.”

Terlihat wanita dari kejauhan dan berteriak, “Jangan Nak! Jangan lakukan itu! Kamu tidak boleh melakukan itu! Kita harus cari jalan lain.”

Dia memang mama yang baik. Dia tidak mau kehilangan anak kesayangannya,

“Iya Nak, jangan! Kita cari jalan lain saja.”.

Mereka bingung mencari jalan keluar. Mereka memutuskan mencari orang lain yang sanggup mendonorkan ginjalnya.

Hari semakin larut, tapi belum ada satu orangpun yang mau mendonorkan ginjalnya untuk Hizra.
Perlahan mataku terbuka. Bunda berusaha tersenyum padaku, meskipun air matanya menitik di sudut mata. Bunda menceritakan semuanya padaku. Hariz kini telah hidup tenang dalam diriku.Hariz mendonorkan satu-satunya ginjal untuk adik kesayangannya.Air mataku menetes karena cerita bunda. Sosok yang menyayangiku, sosok yang selalu memperhatikanku, kini hidup dalam diriku. Semua kenagan manis bersamanya, kenangan bernyanyi dengannya, sekarang hanya menjadi sebuah kenangan.Kenagan yang sangat indah dan tidak akan terlupakan di sepanjang usia.

Biodata Penulis
Intan Nurmaya Sari, lahir di Ponorogo, 27 Oktober 1998. Saat ini Intan duduk di kelas XII IPA 1. E-mail: intannurmayas134@gmail.com

Read More

SMAKA BORONG TROPI

SMAKA BORONG TROPI
Gambar: Dokumentasi SMAN 1 Kauman

SMA Negeri 1 Kauman kembali memborong sejumlah tropi pada awal Maret ini. Betapa tidak, SMAN 1 Kauman menjuarai sejumlah perlombaan yang digelar.  Prestasi yang diraih antara lain Juara Harapan III Lomba Mading 3D oleh Tim Mading Rohis dan Cindy Selfiana sebagai Finalis 10 besar Lomba Cipta Puisi yang digelar oleh STKIP PGRI dalam Campus Islamic Fair 2017. Selain Cipta Puisi, Cindy Selfiana juga meraih Juara Harapan 1 Tari Kreasi  dalam acara yang digelar oleh Panitia Pesta Rakyat Membaca 2017. Tri Widyastuti juga berhasil menyabet Juara Harapan 1 Lomba Baca Puisi dalam gelar acara yang sama.

Bukan hanya itu, Tim Pramuka juga berhasil menjadi Juara Umum dalam Smada Scout Chalange(SSC) XII yang digelar Minggu, 5 Maret 2017 di SMA 2 Ponorogo sehingga meraih Piala Bergilir Polres Ponorogo dan Piala Tetap Polsek Kota. Kejuaraan yang diraih dalam ajang ini antara lain, Juara 1 Pioneering Putra, Juara 1 Pioneering Putri, Juara 1 Aransemen Lagu Putri, Juara 1 LKBB Puti, dan Juara 1 TBP.

Dalam amanat apel, Selasa(7/3) Kepala SMAN 1 Kauman, Dasar Daminto, S. Pd., M. Pd., mengatakan bahwa prestasi yang diraih siswa SMAN 1 Kauman sangat luar biasa. Harapannya ke depan, siswa mampu mempertahankan gelar juara dan mampu menjiadikan moment ini sebagai motivasi bagi siswa untuk terus berkarya dan berprestasi.

“Kita tunjukkan bahwa SMAN 1 Kauman adalah sekolah unggul yang patut untuk diperhitungkan d  tengah masyarakat,” ungkapnya penuh semangat.

Kepala Sekolah juga mengucapkan terima kasih kepada siswa-siswa yang sudah mengharumkan nama sekolah dan kepada Bapak/Ibu guru yang telah membimbing mereka hingga meraih prestasi.
Dra. Sri Hadi Winarsih selaku Waka. Kesiswaan mengungkapkan bahwa ini adalah peraihan kejuaraan terbanyak dalam kurun waktu bersamaan.

Menurut Sri Hadi untuk mengantarkan siswa berprestasi pihak sekolah terus memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Sehingga siswa mampu mengaktualisasikan dirinya hingga mereka mampu meraih prestasinya.

Read More

Memperkenalkan Dunia Kerja dengan PPD

Memperkenalkan Dunia Kerja dengan PPD

Gambar: Dokumentasi SMAN 1 Kauman

Program Pengembangan Diri(PPD) menjadi program unggulan SMAN 1 Kauman. Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2011 ini menjadi program terobosan SMA Negeri 1 Kauman dalam menyiapkan life skill para siswanya. PPD adalah program sekolah yang bekerja sama dengan instansi baik negeri maupun swasta, unit usaha, dan industri.

Dengan PPD diharapkan dapat menciptakan kerja sama positif dengan pihak-pihak terkait sehingga sekolah tidak hanya mampu mencetak siswa unggul dalam bidang pendidikan, melainkan juga aspek yang lain. Yakni, pembekalan .kecakapan hidup bagi para siswa. Dengan program ini diharapkan siswa siap menghadapi dunia kerja saat mereka lulus.

Hal tersebut diungkapkan oleh Waka Kurikulum SMAN 1 Kauman, Drs. Sunoto, M. MPd. “Program PPD ini memberikan bekal kepada siswa yang mungkin setelah lulus tidak langsung melanjutkan pendidikan dan memilih bekerja. Paling tidak mereka telah mempunyai sedikit pengalaman di dunia kerja.”

Ririn Rahmawati, M. Psi., guru BK SMA Negeri 1 Kauman juga menuturkan bahwa program PPD ini merupakan salah satu program kerja Bimbingan dan Konseling yang bersifat nonformal. Pelaksanaanya setiap liburan semester genap. Dengan program ini siswa juga dapat mengembangkan minat dan bakat mereka di bidang karier yang mereka miliki.

Bahkan, beberapa siswa telah direkrut oleh beberapa instansi pemerintah tempat  PPD siswa tersebut selepas lulus sekolah).

Bentuk Program PPD yang lain adalah member pelatihan kerajinan tangan kepada siswa kelas XI. Sekolah mengundang tim ahli untuk mengisi materi dan memberikan pelatihan, seperti Dinas Pertanian Ponorogo dan CV Ma”isatama. Pelatihan yang pernah dilakukan SMAN 1 Kauman adalah budi daya jamur, teknologi tepat guna dalam bidang pertanian, dan pemanfaatan limbah plastic menjadi kerajinan tangan.

Seperti diungkap Siti Rondiyah, siswa kelas XI IPA 1. Ia mengaku senang mengikuti program PPD karena kegiatan ini sangat bermanfaat baginya. Ia menjadi bisa membuat tas dari limbah plastik. “Tasnya kan bisa dijual. Atau paling tidak bisa dipakai sendiri, “ imbuhnya.

Read More

PROFIL SMA NEGERI 1 KAUMAN “SMA KUTHO KULON”

PROFIL SMA NEGERI 1 KAUMAN

“SMA KUTHO KULON”




Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kauman

SMA Negeri 1 Kauman mulai aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada tanggal 17 Juli 2004. Kepala Sekolah saat itu dijabat oleh Drs. Sugeng Subagyo dengan jumlah rombongan belajar dua kelas. Saat itu, SMA Negeri 1 Kauman belum memiliki gedung sendiri dan masih meminjam gedung SMP PGRI Somoroto untuk kegiatan belajar mengajar karena gedung SMAN 1 Kauman masih dalam proses pembangunan. Kemudian pada semester kedua, SMAN 1 Kauman menempati gedung baru yang terdiri atas dua lokal, satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, dan satu ruang TU. Pada tahun ajaran baru 2005/2006, karena harus meneri masiswa baru, SMAN 1 Kauman meminjam gedung SD Negeri 2 Carat sehingga siswa SMAN 1 Kauman harus masuk siang.

Jumlah pendidik yang berstatus PNS pada saat itu baru tiga orang. Sedangkan pendidik yang lain berstatus GTT dan tenaga bantuan dari SMAN 1 Sampung dan SMAN 1 Badegan. Dari tahun ke tahun tenaga pendidik semakin bertambah, baik dari tenaga mutasi maupun tenaga angkatan baru PNS dan GTT.

SMA Negeri 1 Kauman berdiri di atas tanah seluas 6600 m2yang terletak di Desa Carat Kecamatan Kauman dan sebagian gedung terletak  di wilayah Desa Kauman Kecamatan Kauman. Masyarakat sekitar Carat, Kauman, dan Somoroto menyebutnya dengan “Sindon”, yaitu bekas areal kediaman Raden Mas Sinduningrat(CamatSiman).

 Visi
Terwujudnya lulusan yang cerdas, terampil, berprestasi, beriman, berbudaya lingkungan, dan bertakwa kepadaTuhan Yang MahaEsa.

Indikator visi:

  1. Mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.
  2. Lulus tingkat satuan pendidikan dengan criteria nilai baik.
  3. Minimal memiliki satu kompetensi jenis keterampilan.
  4. Memiliki prestasi akademis maupun nonakademis di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional.
  5. Setelah lulus mempunyai budaya bersumber lingkungan hidup.
  6. Aktif menjalankan amal ibadah sesuaidengan agamanya masing-masing.

Misi

  1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang optimal sesuai potensi yang dimiliki.
  2. Melaksanakan bimbingan dan konseling secara efektif dan berusaha meningkatkan disiplin semua komponen sekolah.
  3. Mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler dengan memanfaatkan sarana prasarana yang ada.
  4. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.
  5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
  6. Mewujudkan warga sekolah berbudaya lingkungan yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Tujuan

  1. Terciptanya proses belajar mengajar lebih efektif dan inovatif meliputi peningkatan dalam metode dan strategi pembelajaran, peningkatan system administrasi pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan ajar.
  2. Terlaksananya bimbingan dan konseling secara efektif dalam membantu peserta didik mengenali diri sehingga semua potensi dapat berkembang secara optimal.
  3. Meningkatkan etos kerja dan profesionalisme semua komponen sekolah.
  4. Membekali lulusan yang mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang optimal serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Terciptanya hubungan yang harmonis antara sekolah, orang tua murid, komite sekolah, dan masyarakat.
  6. Terwujudnya budaya sekolah berbudaya lingkungan yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.


Read More

Bagaimana Kuharus Membayar, Ibu

Gambar:Kabarmakkah

Bagaimana Kuharus Membayar, Ibu

Karya Sari Rahmayani, S. Pd.

Bagaimana kuharus membayar semua
Pengorbanan penuh cinta, tulus dan suci
Tanpa ada keinginan kembali
Tanpa ada perhitungan matematika
Dalam mengeluarkan semua kekuatan batin dan perasaan
Untuk membesarkan aku
Anakmu

Bagaimana kuharus membayar semua
Setiap aliran darah dan air susu yang selalu mengalir dalam aortaku

Bagaimana kuharus membayar semua
Setiap dekapan dan kasih sayang
Setiap tetesan keringat
Setiap perjuangan tanpa keluh kesah

Bagaimana kuharus membayar semua
Motivasi untuk mengantar anakmu mengenal kehidupan
Yang terkadang tajam menghujam

Bagaimana kuharus membayar semua
Kesediaanmu mendengarkanku bercerita
Tentang masalah yang mendera

Bagaimana kuharus membayar semua
Doa-doa yang kau panjatkan pada Tuhan
Agar anakmu tetap dalam lindungan

Bagaimana kuharus membayar semua, Ibu?
Tolong katakan kepadaku

Biodata Penulis
Sari Rahmayani, S. Pd., saat ini masih aktif mengajar Bahasa Indonesia. Ia menyukai sastra sejak duduk di SD. Ia pernah menjuarai lomba puisi saat duduk di SD kelas 3 dan di bangku kuliah. Selain sastra ia juga menyukai bidang seni. Pernah menempuh pendidikan di SDN 1 Kauman, SMPN 2 Ponorogo, SMKN 1 Ponorogo, dan Universitas Negeri Malang.

Read More

“Nguri-Uri” Kearifan Lokal Melalui Batik

“Nguri-Uri” Kearifan Lokal Melalui Batik



Batik di Kabupaten Ponorogo memiliki sejarah besar dan pernah mengalami masa kejayaan. Ponorogo pernah menjadi penyuplai batik daerah lain. Buktinya, Ponorogo mempunyai bengkel batik yang merupakan satu-satunya di Indonesia. Bengkel itu menjadi tempat mendidik pelaku batik, baik dari sisi teknis, maupun sisi pemasaran dan manajemen.

Kini, batik di Ponorogo hanya menyisakan segelintir orang yang setia pada seni bernilai adiluhung tersebut.

Dengan alasan itulah, SMAN 1 Kauman memilih batik sebagai salah satu ekstrakurikuler. Seperti yang tertuang dalam KTSP, setiap satuan pendidikan boleh memaksimalkan muatan local sebagai sarana belajar. Batik merupakan muatan lokal yang bernilai budaya adiluhung dan harus dilestarikan.

Drs. Guntur Sasono, pembimbing ekskul batik SMAN 1 Kauman mengungkapkan bahwa batik harus diuri-uri(dilestarikan) karena batik merupakan warisan nenek moyang kita. Bahkan kini batik telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.

“Selain menanamkan rasa cinta budaya dalam jiwa siswa, kegiatan membatik ini juga diharapkan siswa terampil membatik dan mampu berkreasi, mengasah kreativitas mereka. Seandainya mereka intens dalam mempelajari batik, mereka akan betul-betul cakap dan kecakapan mereka dapat mereka manfaatkan sebagai mata pencaharian yang bernilai ekonomis tinggi,” jelas Guntur di sela-sela kegiatan bimbingan siswa.

Jenis batik yang biasa diajarkan kepada siswa adalah jenis batik klasik dan kontemporer. Jenis klasik adalah jenis batik yang harus sesuai dengan pakem. Sedangkan, kontemporer adalah seni batik yang lebih bebas dalam penuangan kreasi pembatiknya. “Siswa lebih senang batik kontemporer. Karena dengan batik jenis ini mereka lebih leluasa berekspresi dan berkreasi, “ imbuh bapak lulusanUnesa ini.






Read More

Sepikul Lara Tuk Pembesar Negeri yang Hina



Sepikul Lara Tuk Pembesar Negeri yang Hina

Karya Cindy Selfiana
Gambar: twimg

Senja semakin menua
Koloni bromocorah kian merajalela
Pembesar tahta dan pengagum darah jelata
Berbual dusta tuk sesuap asa
Penguasa tak lagi perduli gertak

Lihatlah
Rakyatmu terlena akan janjimu yeng meronta ronta
Meminta pelita  di tengah  rimba bertahta
Di antara deru dan lara yang kau seru sebelum meraja
Kami hanya kau anggap seonggok binatang jalang yang tak henti tuk meminta rongga kehidupan

Dusta
Kau suguhkan  pada kami
Tombak berapi di penjuru negeri
Tanamkan buih di kedalaman palung berduri perih
Menghempaskan segala asa tuk sesuap keberadaan
Memporak porandakan layar di tengah biduk kenistaan
Membelokkan mimpi di ujung lesat mata panah
Kau hisap perlahan ekonomi bangsa
Kau rogoh beribu receh di saku penyimpan cita
Ultimatum di segala penjuru nusantara
nista damai di berbagai dermaga karang berbuhul

Tak ada lagi hari esok dengan bianglala senja
Tak ada lagi doa tuk menyongsong hidup di riuhnya kota metropilitan
Karena hujat dan lara  bak doa yang tak  henti mengguyurkan linangan airmata
Karena kebebasan dan asa hidup tak lagi menjamah lentera Indonesia


Biodata Penulis
Cindy Selfiana saat ini duduk di kelas XI IPA 2. Gadis yang mempunyai hobi menari ini pernah menjadi finalis 10 besar Cipta Puisi dalam Olimpiade Sastra V yang diselenggarakan oleh STKIP PGRI pada tahun 2016. Pada tahun 2017 ini kembali ia juga menjadi finalis 10 besar Cipta Puisi dalam Campus Islamic Fair STKIP PGRI Ponorogo. Puisi inilah yang meraih peringkat 7 dalam lomba Cipta Puisi Campus Islamic Fair STKIP PGRI Ponorogo 2017.



Read More

Senin, 13 Maret 2017

RINTAN MAPAN, TEROBOSAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA WIRAUSAHA

RINTAN MAPAN, TEROBOSAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA WIRAUSAHA

Salah satu muatan lokal yang di kembangkan di SMA N 1 Kauman  adalah kewirausahaan. Kewirausahaan yang dipilih  di sekolah yang berdiri tahun 2004 ini adalah mengembangkan ilmu pertanian yang diberi nama  RINTAN MAPAN (Rintisan Pertanian MasaDepan).

Rintan Mapan sendiri dipilih karena pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar orang tua wali murid dan merupakan potensi wilayah  Kecamatan Kauman.  Sehingga, dengan pemilihan bidang pertanian diharapkan siswa mempunyai wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tetang pertanian dengan harapan ilmunya bisa bermanfaat untuk mengelola lahan dan mengembangkan potensi yang ada di lingkungan masing-masing.


Kini Rintan Mapan menjadi salah satu program unggulan SMA N 1 Kauman. Jenis tanaman yang dibudidayakan bukan hanya sekedar tanaman tetapi jenis  tanaman yang mempunyai nilai ekonomis dan nilai bisnis. Berbagai sayuran, buah-buahan, dan jamur tiram menjadi pilihan budidaya ini.

Akan tetapi, dalam menjalankan program ini masih sering ditemui kendala, terutama  partisipasi anak yang masih kurang sadar akan pentingnya ilmu pertanian. Padahal, jika dikaji lebih dalam ilmu pertanian merupakan ilmu terapan yang sangat bermanfaat untuk diri sendiri.

Hasil budidaya pertanian dijual dalam bentuk mentah dan ada pula yang diolah menjadi produk turunan. Salah satu contohnya yakni  jamur tiram yang dibuat nuget, kripik, dan sarang burung.

Sebagaimana nama yang disematkan pada program tersebut, Rintisan Pertanian Masa Depan, para guru pembimbing berharap siswa-siswi SMA N 1 Kauman lebih mempunyai wawasan, ketrampilan, dan mengenal teknologi tepat guna, sehingga ilmu tersebut bisa menjadi bekal wirausaha setelah siswa lulus dan terjun ke masyarakat.








Read More